• Posted by : Diana lisnawati Minggu, 15 November 2015

    Pengertian Puisi Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi adalah karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia. (Herman Waluyo). Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). (Sumardi).



    Pengertian lain dari puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat (James Reevas). Puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikal (Thomas Carlye). Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan (Pradopo). Puisi merupakan bentuk  pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan (Herbert Spencer)

    Jenis Puisi
    1.    Puisi lama
    2.    Puisi baru

    A.  Puisi Lama
    Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan seperti Jumlah kata dalam 1 baris, Jumlah baris dalam 1 bait, Persajakan (rima), Banyak suku kata tiap baris dan Irama

    1.    Jenis puisi lama
    Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib
    Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
    Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
    Seloka adalah pantun berkait.
    Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
    Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
    Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.

    B.  Puisi Baru
    Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan. bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima

    2.    Jenis Puisi Baru
    1. Ode
    Ode adalah puisi yang mengungkapkan sanjungan atau pujaan kepada orang-orang yang berjasa. Ode ini biasa ditulis dalam nada agung dan tema serius, sehingga karakteristik bahasanya terlihat lebih berbeda daripada puisi-puisi baru jenis lain. Kata “ode” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “nyanyian”. Maka, tidak heran bila ode banyak dialntunkan oleh masyarakt pecinta puisi sambil diiringi tari-tarian dan nyanyi-nyanyian dalam paduan suara.
    Contoh:

    Guruku....
    Engkau pahlawanku
    Pahlawan tanpa tanda jasa
    Engkau menemaniku
    Saatku di sekolah
    Saatku belum mengenalmu
    Engkau mengajariku
    Mulai dari taman kanak-kanak 
    Engkau kusampai kuliah

     Guruku ....
     Takkan kulupakan semua jasamu
     Yang telah bersusah payah mengajariku
     Hingga aku bisa
     Terima kasih guruku
     Thank you guruku
     (ditulis oleh penyair tanpa nama)

    2. Epigram 
    Epigram adalah puisi yang berisi tentang ajaran hidup atau tuntunan ke arah kebenaran. Kata “epigram” berasal dari bahasa Yunani, epigramma yang berarti pedoman, teladan, nasihat, atau ajakan untuk melakukan hal-hal yang benar. Dilihat dari strukturnya, epigram termasuk dalam kategori puisi yang ditulis dalam bentuk sederhana, singkat, lansung tertuju pada tujuan, serta menggunakan kosakata yang berlebihan.
    Contoh :

    Hari ini tak ada tempat untuk berdiri
    Sikap lamban berarti mati
    Siapa yang bergerak, merekalah yang berada di garis depan, 
    Yang menunggu sejanak sekalipun pasti tergilas 


    3. Remance 
    Romance adalah puisi yang berisi tentang kisah-kisah percintaan, romance pada umumnya lahir dari pengalaman pengarang tentang kisah percintaan yang pernah dialaminya. Atau, romance juga bisa lahir dari pengamatan pengarang terhadap orang-orang sekitar yang tengah menjalin hubungan cinta dengan kekasihnya.
    Contoh :

    Mencintaimu
    Mungkin aku bukanlah cinta yang paling sempurna
    Hanya sebatas hati yang ingin mencurahkan rasa padamu
    Karena mencintaimu adalah keindahan dilangit hatiku
    Dan, mencintaimu adalah kesempurnaan kebahagiaan hatiku.

    Aku mencintaimu
    Seperti bunga mencintai keharumannya
    Seperti hujan mencintai tetes airnya
    Seperti bulan mencintai malamnya
    Seperti matahari yang mencintai cahayanya
    Jantung ini tidak akan berdetak selamanya
    Tapi jika Tuhan mengijinkan 
    Selama jantungku berdetak 
    Ijinkan mencintaimu dalam ketulusan 

    Aku mencintaimu
    Bukan karena aku inin memiliki apa yang ada di dalam dirimu
    Hanya ingin melihatmu tersenyum
    Melukis rasa bahagia di  setiap titian hidupmu

    Aku mencintaimu
    Bukan karena aku kagum pada dirimu
    Hanya ini membuatmu sempurna
    Meski aku tak pernah bisa sempurna 

    Aku mencintaimu
    Bukan kemarin atau saat ini
    Tapi percayalah, 
    Kemarin, kini, dan nanti
    Adalah saat-saat di mana aku kan terus mencintaimu.
    (ditulis penyair tanpa nama)
    4. Elegi
    Elegi adalah puisi baru yang berisi tentang ratap tangis atau kesedihan. Objek yang digambarkan di salam elegi biasanya berupa pengalaman-pengalaman pahit atas hal yang pernah dialami, atau bisa juga berupa penyesalan atau sesuatu yang pernah dilakukan di masa lalu.
    Contoh:

    Dalam rintihan hati
    Aku selalu menyebut nama-Mu
    Renungi dosa yang tak terampuni
    Khilaf-khilaf kian perih
    Sembahyangku bersujud kepada-Mu
    Merangkai doa yang kian banyak
    Menepis rasa sesal di hati
    Oh Tuhan...
    Hanya kepada-Mu aku memohon
    Ampunilah dosa dan lhilafku
    (ditulis oleh Dhea Permata Resky dengan judul “Doa dan Khilaf)

    5. Satire
    Satire adalah puisi baru yang berisi sindiran atau kritik kepada penguasa atau orang yang memiliki kedudukan (jabatan). Satire berasal dari bahasa Latin, satura yang berarti sindiran atau kecaman. Tokoh sastrawan yang sering menulis satire adalah W.S. Rendra.
    Contoh:

    Aku bertanya...
    Tetapi pertanyaan-pertanyaanku
    Membentur jidat penyair-penyair salon,
    Yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
    Sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya,
    Dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
    Termangu-mangu dalam kaki dewi kesenian
    (W.S. Rendra dengan judul “Aku Bertanya)

    6. Himne 
    Himne adalah puisi yang berisi pujian-pujian untuk Tuhan atau pujian-pujian untuk tanah air tercinta serta pahlawan yang telah ikut berjuang membela kemerdekaan. Kata “himne” berasal dari bahasa Yunani, hymnos yang berarti pujian atau pujaan.
    Contoh :

    Aku kecil namun aku tak bisa dianggap kecil
    Aku lemah namun aku tak bisa menyerah
    Selama nyawa masih melekat di dalam raga
    Dan suara detak jantung msih terasa
    Ku akan terus berlari mengejar sang surya
    Walaupun aku miskin bukan berarti aku tak punya 
    Dengan semangat empat lima
    Dengan suara lantang mendeka
    Ku terus kobarkan sang saka
    Demi bangsaku tercinta
    (ditulis oleh Fia Afridah dengan judul “Bangsaku”)

    7. Balada
    Balada adalah puisi yang menceritakan tentang kisah dari sebuah karangan pribadi, mitos, atau legenda yang diyakini kebenarannya di masyarakat. Balada terkadang ditulis menyerupai dialog oleh pengarang dengan tujuan untuk menghidupkan cerita yang ada di dalamnya. 
    Contoh:

    Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi
    Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya dipucuk-pucuk para
    Mengepit kuat-kuat lutut menunggang perampok yang diburu
    Surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang
    Segenap warga desa mengepun hutan itu
    Dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
    Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
    Berpancaran bunga api, anak panah dibahu kiri
    Satu demi satu yang maju terhadap darahnya
    Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka
    Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal!
    Tombakmu pucuk daun dan metiku jauh orang pap
    Majulah Joko Pandan! Di mana ia?
    Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa
    Anak parah empat arah dan musuh tiga silang
    Atmo Karpo tegak, luka tujuh liang
    Joko Pandan! Di mana ia?
    Hanya padanya seorang kukandung dosa
    Bedah perutnya tapi maish setan ia
    Menggertak kuda, di tiap ayun menunggung kepala
    Joko Pandan! Di manakah ia!
    Hanya padanya seorang kukandung dosa.
    Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan
    Segala menyibak bagi derapnya kuda hitam 
    Ridla dada bagi derunya dendam yang tiba
    Pada langkah pertama keduanya sama baja
    Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
    Panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak ansoka
    Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka
    Pesta bulan, sorak sorai, anggur darah.
    Joko Pandan mengak, menjilat darah di pedang 
    Ia telah terbunuh bapaknya.
    (ditulis oleh W.S. Rendra dengan judul “Balada Terbunuhnya Atmo Karpo)


    B.  Sruktur Batin Puisi
    Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
    Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
    Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca
    Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.

    { 2 komentar... read them below or Comment }

    Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada.

  • - Copyright © Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -